Jumat, 04 Mei 2018

puisi




Tetesan air mata

Embun yang menetes di kelopak mataku
Seperti air laut menyentuh yang lidah
Bermuara di sela bibirku yang kaku
Dan perasaan ku yang mulai gundah

Dalam heningnya pagi yang berkicau
Dan suara hati  berteriak kacau
yang terdengar sedikit parau
Kala tiada lagi sendaan gurau

suasana yang cerah seakan menjadi gelap
semua hal terlihat seperti tidak berarti
aku merasa semua emosiku telah meluap
dan semua tetesan air mata ini berasal dari hati



( putra , bina maulina )

   " haii.. guys..  gmna puisi nya ? sebelumnya minta maaf ya jika puisinya tidak nyambung , maklum        baru pertama kali bikin puisi"


puisi




Tetesan air mata

Embun yang menetes di kelopak mataku
Seperti air laut menyentuh yang lidah
Bermuara di sela bibirku yang kaku
Dan perasaan ku yang mulai gundah

Dalam heningnya pagi yang berkicau
Dan suara hati  berteriak kacau
yang terdengar sedikit parau
Kala tiada lagi sendaan gurau

suasana yang cerah seakan menjadi gelap
semua hal terlihat seperti tidak berarti
aku merasa semua emosiku telah meluap
dan semua tetesan air mata ini berasal dari hati



( putra , bina maulina )

   " haii.. guys..  gmna puisi nya ? sebelumnya minta maaf ya jika puisinya tidak nyambung , maklum        baru pertama kali bikin puisi"


puisi




Tetesan air mata

Embun yang menetes di kelopak mataku
Seperti air laut menyentuh yang lidah
Bermuara di sela bibirku yang kaku
Dan perasaan ku yang mulai gundah

Dalam heningnya pagi yang berkicau
Dan suara hati  berteriak kacau
yang terdengar sedikit parau
Kala tiada lagi sendaan gurau

suasana yang cerah seakan menjadi gelap
semua hal terlihat seperti tidak berarti
aku merasa semua emosiku telah meluap
dan semua tetesan air mata ini berasal dari hati



( putra , bina maulina )

   " haii.. guys..  gmna puisi nya ? sebelumnya minta maaf ya jika puisinya tidak nyambung , maklum        baru pertama kali bikin puisi"